Andri :
Pada
Bab 1 ini hal2 teknis aquaponik tidak banyak dibahas, hanya berupa
biografi penulis, awal perkenalan beliau dengan AP dan perkembangan
hingga sekarang...
Ada
harapan menarik dr Pak Mark di Bab 1 hal 8, sebuah harapan beliau dan
mungkin harapan kita semua agar petani Indonesia mampu melakukan swadaya
pangan dan mandiri...
Suatu
hari sy pernah berdiskusi dgn Pak Mark disalah satu grup WA ttg
penamaan...apakah kita ini bisa disebut penghobi, penggiat atau petani
aquaponik...? Ternyata beliau lebih senang disebut Petani
Aquaponik...Bagaimana menurut teman2?
Ben Soegoro : Yups,
sy jg lbh suka di panggil petani. Mnrt sy definisi penghobi lbh
menunjukan hanya untuk org² yg menghabiskan waktu luang saja, yg taraf
'cintanya' blm full hehehe...sdgkan penggiat, lebih kpd 'pekerjaan'
tanpa empati, hanya rutinitas. Sedangkan petani
menunjukan konsep cinta, empati dan keinginan untuk mandiri, kembali ke
alam, dan menjadi petani kita jg berarti berusaha menanamkan pengertian
menjadi petani itu pekerjaan mulia, dll, baik untuk diri sendiri maupun
org² sekitar kita. Menjadi petani itu sdh merangkum hobi dan penggiat
itu sendiri. Mnrt sy sih gitu hehehe... grin emoticon bgt mnrt pemikiran ngaco saya Mas tongue emoticon
Budiyanto Lihawa :
Sepakat pak Andri Syamil Ilman.
Sy bangga jd petani aquaponik. Pernah ketika mengunjungi pameran Distan
Kab. Gorontalo sy tulis di buku pengunjung stand pd kolom pekerjaan:
petani. hehe, Pdhl sy msh berstatus pedagang.
Herman Sutikno :
Saya
lihat di videonya keren dan saya juga yakin Aquaponik masa depan
pertanian indonesia karena dengan 0,5 Hektar hasil lebih tinggi
dibanding petani konvensional 2 Hektar
Usaha Pratama :
Pak Herman Sutikno, di mana, di seluruh dunia, ada bukti nyata seperti itu? Sepengetahuan saya, sampai sekarang cuma "hitungan" saja.
Herman Sutikno:
Pak Herman Sutikno, di mana, di seluruh dunia, ada bukti nyata seperti itu? Sepengetahuan saya, sampai sekarang cuma "hitungan" saja.
Usaha Pratama :
Dan, itu masalahku dengan claim-claim seperti itu. grin emoticon
Buktinya mana? Di mana di dunia ini, seluruh dunia, ada perkebunan
aquaponik yang bisa menyamai keuntungan di konvensional dengan hanya 1/4
ukurannya, kecuali di daerah yang kritis air? Nggak ada!
Jangan hanya percaya ngomongan orang, Pak
Harus ada bukti nyata.
Perhitungan ekonomisnya dari farm yang sudah jalan.
Herman Sutikno :
dan menurut logika saya kenapa tidak bila bertani dwngan tekhnologi pasti hasilnya jauh lebih prosuktif
Usaha Pratama :
Betul,
kalau begitu, kenapa tidak bertani dengan teknologi yang untuk
konvensional? Kalau dibandingkan, dan benar lebih menguntungkan, kenapa
di negara maju, masih sangat sedikit pertanian aquaponik, bukan
seluruhnya beralih ke aquaponik? Logikanya yang lebih tepat, yang mana,
Pak?
Herman Sutikno :
kalau berkenan bolehkah bapak menginformasikan negara2 maju mana yang pakai aquaponik dan tidak sebagai bench mark data.
Usaha Pratama :
Nah, itu pertanyaan yang menarik, Pak Herman Sutikno,
yang mana, dari sekian banyak negara maju, yang pernah melihat
aquaponik dipakai sebagai pertanian secara meluas? Nggak ada! Kecuali di
daerah yang kritis air seperti di Dubai. Kenapa? Padahal yang memegang
teknologi aquaponik paling maju seperti Australia dan Amerika Serikat
sekalipun, hanya sedikit yang komersial, dan itupun tidak akan berani
klaim seperti yang Bapak katakan tadi, yaitu dengan 1/4 area bisa
menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi daripada konvensional. Dengan
syarat, ya, yang konvensional itu di daerah yang standard kesuburannya,
bukan di padang pasir seperti yang saya katakan tadi di Dubai.
Herman Sutikno :
Di
indonesiapun misal di NTT dan aekitarnya air sangat susah saat kemarau
dan lahan2 pertanianpun sebagian tercemar pupuk kimia dan jadi kritis
seta air tanahpun semakin sulit jk musim kemarau karena banyak aksi
penggundulan hutan
Usaha Pratama :
Nah, itu Pak Herman Sutikno,
saya tidak mengatakan aquaponik itu sama sekali tidak baik, tapi untuk
daerah tertentu, seperti yang Bapak katakan, aquaponik justru sangat
tepat. Dan, jujurnya, itu yang kami lakukan. Tapi, bukan berarti segala
keadaan akan tepat untuk aquaponik dan lebih menguntungkan dari
konvensional.
Herman Sutikno :
dan saya tinggal diperkotaan yg tidak punya lahan tapi ingin bertani dengan lebih sehat
Usaha Pratama :
Saya
sarankan dihitung aja, Pak. Untuk seperti itu, yang mana yang lebih
menguntungkan konvensional organik yang "modern" dan aquaponik. Kalau
perkotaan, belum sempat kami hitung.
Herman Sutikno :
Dan sata pribadi sangat respek dengan Aquaponik
Usaha Pratama :
Memang menarik, Pak. Tapi, nggak gampang, ya. Saran saya, mulai dari yang kecil dahulu deh. smile emoticon
Herman Sutikno:
Sip pak Usaha Pratama mungkin kita sama2 inginkan pertanian yang lebih sehat,produktif dan terjangkau
Usaha Pratama :
Nah, yang itu saya setuju banget, Pak
Herman Sutikno :
Aquaponik
mungkin juga salah satu alternatif untuk peningkatan produktifitas dan
tentunya yang lahan kritis dan yang tidak punya lahan misal diperkotaan
karena image Aquaponik lebih organik dibanding Hidroponik walaupun
apapun yang diserap tanaman dalam bentuk ion dari unsur hara tersebut
Abdi Halim Munggaran :
Hitungan
yang menantang untuk dibuktikan... Bila hitungannya betul ya Puji
Tuhan, kalau hitungan nya salah cari tau salahnya kenapa? Dishare, siapa
tahu memang as a concept salah, atau ada prakteknya yang salah saat
kita lakukan. Saya rasa apriori sih tidak akan membantu.
Usaha Pratama :
Lebih tepat lagi dibukakan bagaimana perhitungannya sehingga sampai ke sana, Pak Abdi Halim Munggaran. Sekedar klaim saja nggak cukup.
Kebanyakan
dari kita sudah melakukan aquaponik, nah, ada yang sudah pernah hitung
dan buktikan, kalau dari ukuran tanah 1/4 banding konvensional, bisa
nggak menguntungkan lebih tinggi? Ini sesudah memperhitungkan segala
pengeluaran, termasuk listrik, tenaga kerja, bunga dari investasi
aquaponik yang jauh lebih mahal, dll. grin emoticon Tapi, hitungan yang detail, ya, nggak dikira-kira saja.
Abdi Halim Munggaran :
Menurut
hemat saya, aquaponik bukan MLM, jadi klaimnya tentang efektivitas
lahan masih masuk akal aja tuh... Pakai common sense aja, saya rasa
tidak perlu dibuktikan dengan macam2...
Kalau tingkat profitability ya harus dihitung sampai ke semua biaya operasional...
Saya rasa masih ada celah di sana. Apalagi bila produksi aquaponik diapresiasi sebagai produk organik...
Belum lagi bila efek kesehatan dikuantifikasi...
Usaha Pratama :
Dan, tentu, dengan perbandingan konvensional yang tanahnya standard kesuburannya, bukan yang tandus dan kritis air.
Fariz Nugraha :
Hmm..
bisa jadi judul penelitian tesis nih kayanya ya? "Analisis komparatif
pendapatan petani dengan penerapan sistem konvensional dengan petani
dengan penerapan sistem akuaponik pada komoditas sayuran pakcoy" kang Radi Ihlas saya mau daftar S2 lah di IPB pasca sarjana hahaha, modalin yach kang hahaha
Syafei Hasanuddin :
betuk
sekali om abdi, manusia tidak akan pernah ada terobosan dan kemajuan
jika melihat sesuatu yg baru dan belum teruji secara apriori. sewaktu
orang berangan-angan membuat pesawat terbang dan belum satupun dari
mereka yg benar2 berhasil, tentu ada yg bersikap apriori dg ide tersebut, ternyata sekarang…?
pilihannya anda akan berdiri disisi mana?
sebagai pencela, atau
sebagai pelaku yang mesti belum terbukti mau melakukan dan berproses.
Usaha Pratama :
OK, saya nggak skeptis aquaponik, Pak Abdi Halim Munggaran,
kalau nggak, saya nggak melakukannya toh. Yang benar aja. Tapi, menurut
saya, aquaponik itu bagus di kondisi-kondisi tertentu, tidak bisa
dibuat menutupi seluruh keadaan dengan mengatakan bisa
menghasilkan lebih menguntungkan dengan 1/4 area tanam. Itu perlu
dipertanyakan. Semakin kita membuat aquaponik bombastis, semakin
aquaponik menjadi kelihatan bohong, bukan sesuatu yang sebenarnya sangat
baik untuk kondisi-kondisi tertentu.
Abdi Halim Munggaran :
Bagi
saya, saat terbukti bahwa kotoran ikan bisa menumbuhkan tanaman, di
situ saya merasa senang. Sekaligus tertantang untuk melihat lebih jauh,
bagaimana aquaponik as a concept bisa optimal.
Usaha Pratama :
Nah, itu lain lagi ceritanya, Pak Abdi Halim Munggaran.
Itu sifat yang tepat. Kami juga begitu. Saya juga senang melihat hal
yang sama. Dan, kami cari secara optimalnya, penggunaan mana yang
terbaik bagi aquaponik. Itu sebabnya, di kami, aquaponik lebih ditujukan
di daerah kritis air, di daerah yang tanahnya subur dan banyak air,
kami lebih menekankan organik konvensional.
Wiedjaja Atmadja :
Bisa dikasih sedikit gambaran pak Usaha Pratama, mengenai profit margin akuaponik?
Usaha Pratama :
Saya
tidak menghitung sampai ke situ, Pak, soalnya tujuan kami justru di
pengembangan masyarakat. Jadi lebih ke ongkos buat kebutuhan pribadi
Pak Mark Sungkar :
Pertanyaan pertama berkaitan dengan unsur Fe dimana masalah utama beberapa teman yaitu systemnya kekurangan unsur Fe. Biasanya teman2 menggunakan chelated Fe EDHA utk mengatasinya...yg jd pertanyaan teman2, bagaimana Pak Mark mengatasi kekurangan unsur Fe td? Apakah ada bahan alami khusus atau hanya mengandalkan probiotik dan poc di syatem mineralisasi Bapak...?
Jawaban:
Limbah ikan dipecah oleh bakteri adalah pupuk tanaman lengkap yang menakjubkan. Namun, sistem aquaponic secara rutin kekurangan beberapa nutrisi - terutama potasium, kalsium, dan zat besi. Anda harus rutin mengatasi kekurangan kalium dan kalsium dengan meningkatkan sistem pH senyawa berdasarkan pada unsur-unsur atau kandungan tersebut. Tapi apa yang harus dilakukan seseorang tentang zat besi?
Pertama Anda harus memastikan apakah system akuaponik Anda mengalami kekurangan zat besi ?. Tergantung dari tanaman yang Anda budidaya, mutu pakan ikan dan mutu air yang Anda gunakan. Atau kemungkinan Anda bahkan tidak pernah mengalami kekurangan zat besi pada system akuaponik Anda.
Jadi bagaimana cara Anda mengetahuinya ? Sebenarnya ada dua cara. Yang pertama adalah tes visual. Jika daun pada beberapa tanaman mulai menguning, tetapi pembuluh darah di daun tetap hijau, tanaman Anda mungkin mengalami "klorosis" (warna daun menguning), suatu kondisi yang disebabkan oleh tidak cukupnya zat besi. Tapi bagaimana jika Anda ingin melihat masalah tersebut sebelum tanaman Anda menunjukkan tanda-tanda ini ? Anda bisa menggunakan Iron Checker (alat penditeksi kadar besi). Dengan perangkat kecil praktis tersebut, Anda dengan cepat dan mudah akan dapat membaca jumlah besi dalam air dalam ukuran ppm (parts per million). Ketika Anda melihat pada alat pengukur, ingatlah bahwa rentang target Anda harus 2-3 ppm. Ketika Anda sampai ke sekitar 1,5 ppm, Anda akan mulai melihat daun pada tanaman menguning.
Salah satu bentuk yang dapat bekerja dengan baik disebut chelation. Catatan: Terapi khelasi (chelation) adalah proses kimia di mana solusi-EDTA sintetis (asam ethylenediaminetetraacetic)
disuntikkan ke dalam aliran darah untuk menghilangkan logam berat dan/atau mineral dari tubuh. Khelasi berarti "untuk mengambil" atau "untuk mengikat."
Dengan Khelasi, tanaman secara alami melepaskan senyawa yang disebut siderophores (molekul yang mengikat dan mengangkut besi dalam mikroorganisme) ke dalam tanah yang mengikat zat besi dan meningkatkan daya larut. Khelasi juga terjadi di grow bad aquaponic yang sudah stabil, tetapi jika Anda perlu untuk memperbaiki kekurangan zat besi dengan cepat, Anda harus memasok zat besi dengan Khelasi Anda sendiri.
Ada berbagai cara Khelasi zat besi, masing-masing dikenal sebagai pengantar atau perantara yang digunakan untuk melakukan Khelasi tersebut. Yang paling umum adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA, dan Fe-EDDHA.
Fe-EDTA dapat ditemukan di banyak penjual taman. Masalahnya dengan Fe-EDTA hanya 100% efektif pada pH 6,5 atau lebih rendah. Fe-EDTA cepat kehilangan efektivitasnya bila sistem pH meningkat diatas 6,5. Meskipun hal ini mungkin baik-baik saja untuk sistem hidroponik yang cenderung beroperasi pada atau di bawah tingkat pH 6,5, namun dalam sistem aquaponic target pH adalah 6,8-7,0, dan ini bisa menimbulkan masalah
Fe-EDDHA, sebaliknya, ia sepenuhnya efektif sampai dengan, bahkan di atas pH 8. Masalahnya, Fe-EDDHA yang berkualitas, mahal harganya dan membuat air berwarna merah. Dibutuh waktu satu minggu untuk mengembalikan warna air di tangki ikan. Sebaliknya Fe-DTPA sepenuhnya efektif sepanjang proses hingga pH 7,5 namun sedikit lebih mahal daripada Fe-EDTA. Itulah sebabnya mengapa Dr. James Rakocy (Dr Akuaponik dari Wisconsin, USA) dan para ahli lainnya merekomendasikan penggunaan Fe-DTPA untuk aquaponics.
Sekarang, berapa banyak zat besi yang harus Anda tambahkan ke sistem akuaponik Anda? Dr. Rakocy menciptakan dosis standar 2 mg/liter air dari zat besi murni setiap 3 minggu.
Berikut adalah permasalahannya jika hanya mengacu pada dosis standar 2 ppm. Berapa banyak yang zat besi yang perlu Anda tambahkan ?. Untuk sampai ke sana tergantung pada beberapa faktor, termasuk jumlah besi yang sudah ada dalam air. (jika Anda menggunakan air sumur, mungkin sudah mengandung zat besi), jumlah zat besi dalam pakan ikan Anda, dan kebutuhan zat besi untuk tanaman yang Anda budidayakan (berapa banyak zat besi yang telah dilepaskan oleh tanaman). Jadi, sangat disarankan untuk menggunakan Iron Checker dan benar-benar menguji tingkat zat besi pada sistem akuaponik Anda untuk memastikan bahwa Anda tidak menambahkan terlalu banyak, atau terlalu sedikit, untuk mencapai kadar standar yaitu 2 - 3 ppm.
Semoga menjawab pertanyaan diatas.
Pertanyaan:
Apakah dengan 3x6 m media tanam menghasilkan 180kg ikan apakah tidak terlalu padat ikannya... (Mari kita bedakan antara media tanam dengan kolam ikan)
Rumus: ½ kg ikan mengisi 20 – 26 liter air.
Atau 40 liter air untuk 1 kg ikan
180 kg ikan x 40 liter = 7.200 liter air dalam kolam untuk diisi 180 kg ikan (seperti dua kolam ikan warna orange di green house saya)
3 x 6 = 18 m2 media tanam x 36 tanaman (jarak tanam 16 cm) = 576 tanaman per 6 minggu panen. Jika dikalikan 4 kali panen (6 bulan) (berbarengan dengan panen ikan telapia setiap 6 bulan) maka hasilnya 2.304 tanaman x 0,25 kg = 576 kg lettuce head per 6 bulan dalam grow bed 18 m2. (kadang bisa lebih berat)
Jika 180 hari = 576 kg (576 : 180 hari) = 3.25 kg / hari
Pertanyaan:
Terjadi perdebatan cukup hebat tentang mungkinkah dalam 1/4 m2 mampu memberi makan 1 orang dewasa
¼ m2 bisa menanam 4 crop tanaman lettuce head = lebih dari 1 kg x Rp. 40.000/kg. Jika memiliki 11 m2 GB, atau (1/4 m2 x 45 jalur), ditambah hasil panen ikan, maka setiap hari cukup untuk memberi makan 1 orang dewasa.
Semoga dapat menjawab pertanyaan
Angga Fixed :
Assalammualaikum. Pak MS saya sangat ter tarik dg ulasan " Pertanyaan: Terjadi perdebatan cukup hebat tentang mungkinkah dalam 1/4 m2 mampu memberi makan 1 orang dewasa ¼ m2 bisa menanam 4 crop tanaman lettuce head = lebih dari 1 kg x Rp. 40.000/kg. Jika memiliki 11 m2 GB, atau (1/4 m2 x 45 jalur), ditambah hasil panen ikan, maka setiap hari cukup untuk memberi makan 1 orang dewasa." Apakah ini pernah dicoba secara aktual Pak. Atau jika belum, mohon di share foto nya Pak. Menurut saya ini sangat menarik. Smoga ilmu nya menjadi amalan baik utk Bapak.
Trimakash.
Mark Sungkar :
W Wr Wb,
Kalimat “1/4 m2 mampu memberi makan 1 orang dewasa” bukan sekedar mendorong agar orang mau bertani akuaponik, namun juga bukan untuk diartikan cukup menanam ¼ m2 saja. Tujuan utama penulisan buku khan untuk mendorong masyarakat luas agar berswadaya pangan sendiri dengan cara yang sehat. Syukur kalau semakin kenal akuaponik semakin sayang untuk ditinggalkan, karena sudah merasakan hasil yang positip.
Berapapun keluasan media tanam yang akan kita buat, jika diharapkan untuk bisa dipanen setiap hari, maka buat kelipatan 45 atau untuk dipanen setiap hari selama satu setengah bulan. Setiap hari menanam, setiap hari panen dan satu minggu sekali menanam bibit.
“Apakah ini pernah dicoba secara aktual Pak”
Percobaan melalui Grow Bad 1,2 x 2,4 yang fotonya ada dalam buku, sudah saya lakukan sejak empat tahun lalu. Sebenarnya saya sudah membuat perencanaan dan design green house akuaponik komersiel
DWC dengan jarak tanam 16 cm = 14 x 6 pot = 84 pot x 0,2 kg = 16,8 kg hasil panen (hitungan pesimis/minimal).
Degan per baris GB sepanjang 7,2 m x 1,2 m, hasil panen = 50,4 kg per hari. Untuk mencapai siklus panen sebulan penuh, diperlukan 45 GB masing2 sepanjang 7,2. Maka diperlukan ruangan GH seluas = 25 m 40 m = 1.000 m2 (sudah termasuk jarak antara grow bed, namun belum termasuk kolam ikan. Jika dilakukan dengan memperbanyak system NFT dan vertikal, maka bisa menghemat 50% ruangan GH.
Rencana tsb sayogyanya akan saya mulai awal 2015 kemarin. Namun karena belum ada yang mengelola dan saya sendiri masih sangat sibut sampai 2018, Wallahu alam kapan saya bisa memulainya.
Bangsa barat (Amerika, Eropa dan Auatralia dll) bisa menjadi bangsa yang besar karena salahsatu filosofi hidupnya adalah "Think Big" "Berfikir dengan skala besar". Sampai ada istilah "American dream". Secara kejiwaan pemikiran tersebut merupakan dorongan untuk meraih kemajuan. Bagaimana kalau kita mau memulai sesuatu, nawaitu kita untuk menjadi yang besar, walaupun HARUS dimulai dari yang kecil. Namun cita-citanya harus tetap diatas (besar)